Kamis, 08 Desember 2016

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Dr. Dirgantara Wicaksono, M. Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


Satuan Pendidikan      :    SD Negeri IV Jati Bening
Kelas / Semester          :     V / 2
Tema 8                            :     Ekosistem
Sub Tema 1                   :     Komponen Ekosistem
Alokasi Waktu               :     (6 x 35 menit) 1 x Pertemuan


A.     KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1  :  Menerima dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya.
KI 2  :  Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
KI 3  :  Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
KI 4  :  Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B.     KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar (KD) :
3.1       Menggali informasi dari teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan pengaruh kegiatan manusia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku
Indikator:
¡  Menceritakan informasi dari teks bacaan tentang komponen di dalam sebuah ekosistem.
Kompetensi Dasar (KD) :
4.1       Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan pengaruh kegiatan manusia secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku
Indikator:
¡  Mengolah informasi dari teks laporan buku tentang komponen di dalam sebuah ekosistem

Matematika
Kompetensi Dasar (KD) :
3.7       Menemukan rumus keliling dan luas lingkaran melalui suatu percobaan.
Indikator:
¡  Menentukan rasio keliling dan diameter lingkaran
Kompetensi Dasar (KD) :
4.5       Melakukan percobaan dan melaporkan hasilnya untuk menemukan keliling dan luas lingkaran serta menemukan rumus keliling dan luas lingkaran
Indikator:
¡  Menentukan rasio keliling dan diameter lingkaran

IPA
Kompetensi Dasar (KD) :
3.6       Mengenal jenis hewan dari makanannya dan mendeskripsikan rantai makanan pada ekosistem di lingkungan sekitar.
Indikator:
¡  Mengidentifikasi komponen di dalam sebuah ekosistem
Kompetensi Dasar (KD) :
4.6a.   Menyajikan hasil pengamatan untuk membentuk rantai makanan dan jejaring makanan dari makhluk hidup di lingkungan sekitar yang terdiri dari karnivora, herbivora, dan omnivora
Indikator:
¡  Melakukan pengamatan untuk mengidentifikasi komponen di dalam sebuah ekosistem

C.     TUJUAN PEMBELAJARAN
¡  Dengan menggali informasi dari bacaan, siswa mampu mengidentifikasi komponen di dalam sebuah ekosistem.
¡  Dengan melakukan tanya jawab, siswa mengetahui komponen dalam sebuah ekosistem.
¡  Dengan bekerja sama dengan kelompok dalam mengamati lingkungan sekitar, siswa mampu membedakan benda hidup dan benda tidak hidup.
¡  Dengan mengolah informasi yang disediakan, siswa mampu memahami rasio keliling dan diameter lingkaran.
¡  Dengan mengolah informasi yang disediakan, siswa mampu memahami rasio keliling dan diameter lingkaran.

D.     MATERI PEMBELAJARAN
¡  Mencari informasi tentang komponen di dalam sebuah ekosistem melalui bacaan, dan menjawab pertanyaan berdasarkan bacaan
¡  Menyimak teks percakapan,dan mengidentifikasi ciri-ciri benda hidup dan benda mati yang merupakan komponen ekosistem dengan teliti
¡  Menyimak teks bacaan tentang lingkaran dan penjelasan guru, dan mengidentifikasikan jari-jari dan diameter lingkaran dengan percaya diri.
¡  Melakukan kegiatan berdiskusi dan mencoba, untuk menentukan rasio keliling dan diameter lingkaran dengan cermat
¡  Mengamati benda-benda di lingkungan sekitarnya, dan membedakan biotik dan abiotik dengan cermat.

E.     PENDEKATAN & METODE PEMBELAJARAN
¡  Pendekatan     : Saintifik
¡  Metode              :  Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah

F.      KEGIATAN  PEMBELAJARAN
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
§  Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing.
§  Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
§  Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang ”Komponen Ekosistem”.
§  Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengomunikasikan dan menyimpulkan.

15 menit
Inti
§  Mulai kegiatan dengan membaca percakapan sederhana tentang berbagai ekosistem di berbagai belahan dunia dan sosialisasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. (Kegiatan mengamati)
§  Guru menstimulus rasa ingin tahu siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyan seperti: Apa yang kamu ketahui tentang ekosistem? Menurutmu apa komponen yang penting dalam sebuah ekosistem?
§  Padukan kegiatan ini dengan pembahasan tentang pembelajaran ekosistem (tema sub1)
180 menit
§  Siswa membaca teks bacaan Ekosistem secara saksama.
§  Siswa mengamati bagian-bagian informasi penting dari bacaan dan merumuskan komponen-komponen yang penting dalam sebuah ekosistem cermat dan teliti. (Kegiatan mengamati)
§  Siswa berkolaborasi dengan teman sebangku dalam kegiatan menanya.
§  Siswa mendengarkan instruksi/urutan kegiatan yang diberikan guru.
§  Siswa mencermati daftar pertanyaan tentang ekosistem dan hal-hal yang berkaitan dengan ekosistem.
§  Siswa bersama teman sebangku menjawab pertanyaan yang diberikan pada kertas yang telah disediakan. Siswa diperbolehkan mencari informasi tambahan dari berbgai sumber untuk melengkapi jawaban mereka.
§  Siswa menempelkan jawaban mereka di karton besar dan menempelkannya di dinding kelas.
§  Siswa melakukan “Galery Walk” dengan mambaca secara bergantian hasil jawaban mereka di Kartu Tanya.
§  Siswa berlatih bekerja berkelompok untuk mengamati dan mengidentifikasi karakteristik benda hidup dan benda mati dari berbagai sumber. (Kegiatan mencari informasi)
§  Siswa melengkapi tabel karakteristik benda hidup dan benda mati serta mencari contoh dengan memperhatikan masing-masing karakteristiknya.
§  Siswa kemudian mempresentasikan hasil pekerjaan mereka di depan kelas dengan sikap percaya diri.
§  Bimbing siswa untuk berbicara dengan memperhatikan konten atau isi materi, volume suara yang cukup, kejelasan kata, intonasi bervariasi serta sikap percaya diri ketika berbicara di depan kelas.
§  Siswa mengidentifikasikan persoalan tentang konsep lingkaran dan karakteristiknya secara cermat dan teliti.
§  Siswa mengidentifikasi gambar lingkaran dan unsurunsur penting dalam sebuah lingkaran diantaranya jari-jari, diameter, luas dan keliling lingkaran. (kegiatan Mengasosiasikan)
§  Siswa melakukan metode penghitungan dengan menentukan rasio untuk menghitung keliling lingkaran menggunakan rumus.
§  Siswa bekerja dengan teman sebangku untuk menggali lebih dalam tentang konsep bangun datar lingkaran
§  Siswa berlatih memecahkan beberapa persoalan bangun datar lingkaran dan berlatih menentukan keliling dan keliling diameter dalam lingkaran dengan cermat dan teliti.
§  Bimbing siswa dalam memecahkan persoalan penghitungan lingkaran serta secara cermat dan teliti.
§  Siswa mengidentifikasikan persoalan penghitungan keliling lingkaran
§  Siswa memecahkan permasalahan matematika berdasarkan pemahaman mereka tentang penghitungan keliling lingkaran (Mengomunikasikan)
§  Siswa menyelesaikan masalah matematika secara cermat dan teliti
§  Bimbing siswa dalam mengidentifikasi soal dan menggunakan penghitungan model matematika dengan benar dan sistematis
§  Siswa mengamati lingkungan sekitar mereka serta mengidentifikasi benda hidup maupun benda mati serta konsep biotik dan abiotik dengan disertai pencarian informasi dari berbagai sumber
Penutup
§  Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama sehari
§  Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
§  Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti.
§  Melakukan penilaian hasil belajar
§  Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)

15 menit

G.     SUMBER DAN  MEDIA PEMBELAJARAN
¡  Buku Guru & Buku Siswa Tema : Ekosisitem Kelas V (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014).
¡  Kartu tanya.

H.     PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
Rubrik Keterampilan Membaca Teks
Kompetensi yang  dinilai:
¡  Pengetahuan siswa tentang informasi bacaan dengan topik  Ekosistem
¡  Keterampilan siswa dalam mencari informasi
¡  Sikap  ketelitian dan kecermatan siswa dalam membaca

Kriteria
Baik Sekali
Baik
Cukup
Perlu Bimbingan
4
3
2
1
Isi dan
Pengetahuan:
Siswa dapat memahami keseluruhan bacaan dengan sangat baik, dan dapat memberikan informasi singkat yang sangat lengkap
Siswa dapat memahami keseluruhan bacaan dengan baik,  dan dapat memberikan informasi singkat yang lengkap
Siswa dapat memahami keseluruhan bacaan dengan cukup baik,
dan dapat memberikan informasi singkat yang cukup lengkap
Siswa masih perlu membaca lebih  saksama dan memahami keseluruhan bacaan dengan baik,  serta perlu meningkatkan kemampuan untuk dapat memberikan informasi singkat yang  lengkap
SIkap:
Sikap ketika membaca saksama
Siswa menunjukkan kecermatan dan ketelitian yang sangat baik ketika membaca serta menunjukkan kualitas sikap yang  sangat baik dan terpuji ketika membaca saksama
Siswa menunjukkan kecermatan dan ketelitian yang baik  ketika membaca serta menunjukkan kualitas sikap yang  baik  dan terpuji ketika membaca saksama
Siswa menunjukkan kecermatan dan ketelitian yang  cukup baik ketika membaca serta menunjukkan kualitas sikap yang  cukup baik  dan terpuji ketika membaca saksama
Siswa
masih harus menunjukkan peningkatan dalam kecermatan dan ketelitian ketika membaca serta masih harus meningkatkan kualitas sikap yang  baik  dan terpuji ketika membaca saksama

Rubrik Menghitung Luas dan Keliling Lingkaran
Kompetensi yang  dinilai:
¡  Pengetahuan siswa tentang luas dan keliling lingkaran Keterampikan siswa dalam mengukur keliling dan luas lingkaran Kecermatan dan ketelitian siswa dalam berhitung

Kriteria
Baik Sekali
Baik
Cukup
Perlu Bimbingan
4
3
2
1
Pengetahuan tentang keliling dan luas lingkaran
Sangat terorganisir dan sistematik dalam mengukur keliling dan menaksir luas, jari-jari atau diameter
terorganisir dan memahami
cara mengukur keliling dan menaksir luas, jari-jari atau diameter
Terdapat usaha untuk mengorganisir tetapi belum dilakukan dengan baik
Tidak terorganisi dan tidak sistematik
Sikap Kecermatan dan Ketepatan perhitungan
Tidak ada kesalahan dalam mengukur keliling dan menaksir luas menggunakan jari-jari atau diameter
Terdapat 1-2 kesalahan dalam mengukur keliling atau menaksir luas menggunakan jari-jari atau diameter
Mengukur keliling atau menaksir luas dengan
menggunakan jari-jari atau diameter dilakukan tetapi tidak mendapatkan hasil yang benar
Tidak dapat menentukan keliling dan menaksir luas
Keterampilan dalam memecahkan masalah
Sangat Jelas dan menunjukkan pemahaman masalah
serta dapat mengukur
dan menaksir keliling maupun luas lingkaran
Jelas  dan menunjukkan pemahaman masalah
serta dapat mengukur
dan menaksir keliling maupun luas lingkaran
Cukup
jelas tetapi menunjukkan kurang pemahaman masalah
serta belum sempurna dalam mengukur
dan menaksir keliling maupun luas lingkaran
Tidak jelas dan sukar diikuti


Mengetahui
Kepala Sekolah,




( ___________________ )
NIP ..................................


Guru Kelas V




( ___________________ )
NIP ..................................



Rabu, 09 November 2016

RANCANGAN PEMBELAJARAN DENGAN KONSEP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (untuk tugas UTS Dr. Dirgantara Wicaksono, M. Pd)

RANCANGAN PEMBELAJARAN DENGAN KONSEP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)


APRISTA PRIYANTI
Universitas Muhammadiyah Jakarta

ABSTRACT

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan, dan keburuhan masing-masing.
KTSP sebagai inovasi terbaru dalam rangka peningkatan kualtas kurikulum tidaklah mudah diterapkan secara universal dan instant, bahkan Kementarian Pendidikan Nasional menargetkan paling lambat tahun 2010/2011 semua sekolah telah melaksanakan KTSP secara menyeluruh.

Keywords: SBC, facilities, support of internal and external community, the readiness of teachers and principals, the learning, assessment of learning outcomes.

PERENCANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
A.             PERENCANAAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Suatu proses pembelajaran akan dikatakan berhasil jika diawali dengan perencanaan yang sangat matang dan pelaksanaan dengan skenario yang terperinci. Dan jika tidak melaksanakan perencanaan, maka seorang guru dalam proses pembelajaran tidak akan tercapai tujuan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran pada mulanya merupakan suatu ide dari orang yang merancangnya, tentang bentuk-bentuk pelaksanaan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Untuk mengkomunikasikan ide tersebut, biasanya dituangkan dalam bentuk perencanaan tertulis. Selanjutnya berdasarkan pelaksanaan tersebut, diwujudkan dalam pelaksanaan, yaitu dalam proses pembelajaran.
Untuk dapat melaksanakan tugas profesionalnya dengan baik, calon guru harus memiliki empat standar kompetensi guru, yaitu (1) kompetensi pedagogis, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi sosial, dan (4) kompetensi profesional. Perencanaan Pembelajaran diharapkan dapat menjadi bekal para calon guru tentang berbagai aspek yang terkait kurikulum dan pembelajaran. Dalam sistem pendidikan nasional, kita mengenal tiga komponen utama, yakni (1) peserta didik, (2) guru, dan (3) kurikulum. Dalam proses belajar mengajar, ketiga komponen tersebut terdapat hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Tanpa peserta didik, guru tidak akan dapat melaksanakan proses pembelajaran. Tanpa guru para siswa juga tidak akan dapat secara optimal belajar. Tapa kurikulum, guru pun tidak akan mempunyai bahan ajar yang akan diajarkan kepada peserta didik. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Ruanglingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.perencanaan merupakan langkah yang sangat penting sebelum pelaksanaan kegiatan. Kegiatan belajar mengajar (KBM) membutuhkan perencanaan yang matang agar berjalan secara efektif. Perencanaan KBM dituangkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau beberapa istilah lain seperti desain pembelajaran, skenario pembelajaran. RPP memuat seluruh KD, indikator yang akan dicapai, materi yang akan dipelajari, langkah pembelajaran, waktu, media dan sumber belajar serta penilaian untuk setiap KD.
Rencana pelaksanaan pembelajaran harus dibuat agar kegiatan pembelajaran berjalan sistematis dan mencapai tujuan pembelajaran, tanpa rencana pelaksanaan pembelajaran kegiatan pembelajaran di kelas biasanya tidak terarah. Oleh karena itu peserta harus mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan silabus yang disusunnya. PAKEM
Format RPP.
Yang dimaksud pengembangan kurikulum adalah proses penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Secara umum, perubahan dan penyempurnaan kurikulum dilakukan setiap sepuluh tahun sekali. Perubahan kurikulum tersebut dilakukan agar kurikulum tidak ketinggalan dengan perkembangan masyarakat, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologinya. Kurikulum yang pernah diberlakukan secara nasional di Indonesia dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:
Kronologis Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Tahun Kurikulum Keterangan
1947 Rencana Pelajaran 1947
-       Kurikulum ini merupakan kurikulum pertama di Indonesia setelah kemerdekaan.
-       Istilah kurikulum masih belum digunakan. Sementara istilah yang digunakan adalah Rencana Pelajaran
1954 Rencana Pelajaran 1954
-      Kurikulum ini masih sama dengan kurikulum sebelumnya, yaitu Rencana Pelajaran 1947
1968 Kurikulum 1968
-      Kurikulum ini merupakan kurikulum terintegrasi pertama di Indonesia. Beberapa masa pelajaran, seperti Sejarah, Ilmu Bumi, dan beberapa cabang ilmu sosial mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Studies). Beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan sebagainya mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam (IPS) atau yang sekarang sering disebut Sains.
1975 Kurikulum 1975
-      Kurikulum ini disusun dengan kolom-kolom yang sangat rinci.
1984 Kurikulum 1984
-      Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975
1994 Kurikulum 1994
-       Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1984
2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
-      Kurikulum ini belum diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia. Beberapa sekolah telah dijadikan uji coba dalam rangka proses pengembangan kurikulum ini
2008 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
-      KBK sering disebut sebagai jiwa KTSP, karena KTSP sesungguhnya telah mengadopsi KBK. Kurikukulum ini dikembangkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan).
Dinegara kita kurikulum disusun secara nasional berlaku untuk semua sekolah yang ada pada tingkatan yang sama, kurikulum SD misalnya, berlaku utuk semua sekolah dasar di Indonesia, demikian pula kurikulum SMPO, SMA,SMK dan sebaginya. Jadi sifat kurikulum itu sendiri univerasal, berlaku umum disekolah-sekolah formal.
Semua program belajar siswa yang ada dalam kurikulum disusun oleh suatu tim nasional. Tim ini mengolah berbagai materi masukan dari berbagai pihak, disesuaikan dengan tuntutan masyarakat. Perwujudan aspirasi tentang pembinaan siswa melalui lembaga pendidikan formal itu dituangkan dalam kurikulum.

B.              PANDANGAN TENTANG KURIKULUM DAN KAITANNYA DENGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Para pakar kurikulum telah mencoba untuk mendefinisikan kurikulum. Dari sekian banyak definisi tersebut akan dikemukakan beberapa definisi.
a.    Dalam Kurikulum, buku pertama diterbitkan pada subjek, tahun 1918, John Franklin Bobbitt mengatakan bahwa, kurikulum adalah arena rekayasa sosial. Per-nya praduga dan sosial budaya definisi, perumusan kurikuler-nya memiliki dua fitur utama: (i) bahwa ahli ilmiah terbaik akan memenuhi syarat untuk dan dibenarkan dalam merancang kurikulum berdasarkan pengetahuan para ahli mereka sifat-sifat apa yang diinginkan orang dewasa anggota masyarakat, dan yang pengalaman akan menghasilkan kualitas kata, dan (ii) kurikulum didefinisikan sebagai perbuatan-pengalaman siswa seharusnya menjadi dewasa dia seharusnya menjadi.
b.   Oleh karena itu, ia mendefinisikan kurikulum sebagai ideal, dan bukan sebagai realitas konkret perbuatan dan pengalaman yang membentuk orang untuk siapa dan apa yang mereka.
c.    Contemporary dilihat dari kurikulum menolak ciri Bobbitt Postulat, tapi mempertahankan dasar kurikulum sebagai pengalaman saja (s) yang membentuk manusia dalam kepada orang-orang. Pembentukan pribadi melalui kurikulum yang dipelajari pada tingkat pribadi dan pada tingkat kelompok, yaitu budaya dan masyarakat (misalnya pembentukan profesional, disiplin akademis melalui pengalaman sejarah). Pembentukan kelompok timbal-balik, dengan pembentukan dari masing-masing peserta.
d.   Meskipun secara resmi muncul di Bobbitt definisi, kurikulum sebagai rangkaian pengalaman formatif juga meliputi karya John Dewey (yang tidak sependapat dengan Bobbitt pada masalah-masalah penting). Meskipun Bobbitt’s dan Dewey’s idealis pemahaman tentang “kurikulum” berbeda dari arus, Pembatasan penggunaan kata, penulis dan peneliti kurikulum umumnya berbagi sebagai Common, pemahaman substantif kurikulum.
e.    Dalam pendidikan formal atau persekolahan (bdk. pendidikan), kurikulum adalah seperangkat mata kuliah, tentu saja bekerja, dan konten yang ditawarkan di sekolah atau universitas. Sebuah kurikulum mungkin sebagian atau seluruhnya ditentukan oleh eksternal, badan otoritatif (yaitu Kurikulum Nasional untuk Inggris di sekolah-sekolah bahasa Inggris). Di AS, setiap negara, dengan individu distrik sekolah, menetapkan kurikulum yang diajarkan. Setiap negara, bagaimanapun, membangun kurikulumnya dengan partisipasi yang besar dari kelompok mata pelajaran akademis nasional dipilih oleh Amerika Serikat Departemen Pendidikan, misalnya Dewan Nasional Guru Matematika (NCTM) untuk pengajaran matematika. Di Australia setiap negara menetapkan kurikulum Departemen Pendidikan. UNESCO Biro Pendidikan Internasional memiliki misi utama mempelajari kurikulum dan pelaksanaannya di seluruh dunia.
f.    Kurikulum berarti dua hal: (i) berbagai program studi dari mana siswa memilih apa materi untuk belajar, dan (ii) program pembelajaran tertentu. Dalam kasus terakhir, kurikulum kolektif menggambarkan pengajaran, pembelajaran, dan bahan-bahan penilaian yang tersedia untuk suatu program studi.
g.    Edward A. Krug mendefinisikan kurikulum sebagai berikut. “Sebuah kurikulum terdiri dari sarana yang digunakan untuk mencapai atau melaksanakan tujuan yang diberikan sekolah”.

C.             ORGANISASI KURIKULUM
Istilah kurikulum mempunyai berbagai macam arti jika kita telusuri maka akan kita kenal berbagai macam kurikulum ditinjau dari berbagai aspek:
·      Ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya, kita mengenal beberapa istilah kurikulum sebagai berikut:
1.    Kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal, sesuatu yang dicita-citakan sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen kurikulum.
2.    Kurikulum aktual, yaitu kurikulum yang dilaksanakan dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Kenyataan pada umumnya memang jauh berbeda dengan harapan. Namun demikian, kurikulum aktual seharusnya mendekati dengan kurikulum ideal. Kurikulum dan pengajaran merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Kurikulum merujuk kepada bahan ajar yang telah direncanakan yang akan dilaksanakan dalam jangka panjang. Sedang pengajaran merujuk kepada pelaksanaan kurikulum tersebut secara bertahap dalam belajar mengajar.
3.    Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yaitu segala sesuatu yang terjadi pada saat pelaksanaan kurikulum ideal menjadi kurikulum faktual. Segala sesuatu itu bisa berupa pengaruh guru, kepala sekolah, tenaga administrasi, atau bahkan dari peserta didik itu sendiri. Kebiasaan guru datang tepat waktu ketika mengajar di kelas, sebagai contoh, akan menjadi kurikulum tersembunyi yang akan berpengaruh kepada pembentukan kepribadian peserta didik.
·      Berdasarkan struktur dan materi mata pelajaran yang diajarkan, kita dapat membedakan:
1.      Kurikulum terpisah-pisah (separated curriculum), kurikulum yang mata pelajarannya dirancang untuk diberikan secara terpisah-pisah. Misalnya, mata pelajaran sejarah diberikan terpisah dengan mata pelajaran geografi, dan seterusnya.
2.      Kurikulum terpadu (integrated curriculum), kurikulum yang bahan ajarnya diberikan secara terpadu. Misalnya Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan fusi dari beberapa mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran dikenal dengan pembelajaran tematik yang diberikan di kelas rendah Sekolah Dasar. Mata pelajaran matematika, sains, bahasa Indonesia, dan beberapa mata pelajaran lain diberikan dalam satu tema tertentu.
3.      Kurikulum terkorelasi (corelated curriculum), kurikulum yang bahan ajarnya dirancang dan disajikan secara terkorelasi dengan bahan ajar yang lain.
·      Berdasarkan pengembangnya dan penggunaannya, kurikulum dapat dibedakan menjadi:
1.      Kurikulum nasional (national curriculum), yakni kurikulum yang disusun oleh tim pengembang tingkat nasional dan digunakan secara nasional.
2.      Kurikulum negara bagian (state curriculum), yakni kurikulum yang disusun oleh masing-masing negara bagian, misalnya di masing-masing negara bagian di Amerika Serikat.
Kurikulum sekolah (school curriculum), yakni kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah lahir dari keinginan untuk melakukan diferensiasi dalam kurikulum.

D.             KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada standar isi (SI) dan standar kelulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005
1.    Definisi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.
2.    Konsep Dasar KTSP
Konsep dasar KTSP meliputi 3 (tiga) aspek yang saling terkait, yaitu (a) kegiatan pembelajaran, (b) penilaian, dan (c) pengelolaan kurikulum berbasis sekolah. Kegiatan pembelajaran dalam KTSP mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a.    Berpusat pada peserta didik
b.    Mengembangkan kreativitas
c.    Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang
d.    Kontekstual
e.    Menyediakan pengalaman belajar yang beragam
f.     Belajar melalui berbuat

3.    Penilaian dalam KTSP mempunyai karakteristik
a.    Dilakukan oleh guru untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang ditetapkan, bersifat internal, bagian dari pembelajaran, dan sebagai bahan untuk peningkatan mutu hasil belajar;
b.    Berorientasi pada kompetensi, mengacu pada patokan, ketuntasan belajar, dilakukan melalui berbagai cara, yaitu (a) portfolios (kumpulan kerja siswa), (b) products (hasil karya), (c) projects (penugasan), (d) performances (unjuk kerja), dan (e) paper & pen test (tes tulis).

4.    Landasan KTSP
a.    UU Nomor20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
b.    PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
c.    Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
d.    Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
e.    Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 dan Nomor 6 Tahun 2007 tentang pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23/2006
f.     Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan

5.    Prinsip Pengembangan KTSP
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
6.    Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
a.    Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
b.    Beragam dan Terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
c.    Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d.    Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
e.    Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
f.     Belajar Seumur Hidup
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
g.    Seimbang antara kepentingan Nasional dan kepentingan Daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

7.    Acuan Operasional Penyusunan KTSP
a.    Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
b.    Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik
c.    Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
d.    Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
e.    Tuntutan dunia kerja
f.     Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
g.    Agama
h.    Dinamika perkembangan global
i.      Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
j.      Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
k.    Kesetaraan gender
l.      Karakteristik satuan pendidikan

8.    Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
Tujuan ini mengacu pada tujuab umum pendidikan diantaranya:
a.    Tujuan pendidikan dasar
Tujuan pendidikan ini meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia dan keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
b.    Tujuan pendidikan menengah
Tujuan pendidikan ini meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia dan keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
c.    Tujuan pendidikan menengah kejuruan
Tujuan pendidikan ini meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia dan keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.


CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KTSP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran          : Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn )
Kelas/Semester           : IV / 1
Alokasi Waktu                       : 8 x 35 menit ( 4 x pertemuan )
                    
I.          Standar Kompetensi:
1.      Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan;
II.       Kompetensi Dasar:
1.1  Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan Pemerintahan Desa dan Pemerintahan Kecamatan;
III.     Indikator:
1.      Mengidentifikasi lembaga pemerintahan Desa, Kelurahan dan Kecamatan;
2.      Menjelaskan perbedaan Pemerintahan Desa dan Kelurahan;
3.      Menjelaskan fungsi, tugas dan wewenang Pemerintahan Desa, Kelurahan dan Kecamatan
IV.    Tujuan Pembelajaran:
-   Siswa dapat:
1.      Mengidentifikasi lembaga-lembaga dalam susunan Pemerintahan Desa/Kelurahan;     
2.      Menjelaskan perbedaan Pemerintahan Desa dan Kelurahan;
3.      Menjelaskan fungsi, tugas dan tanggung jawab masing-masing lembaga-lembaga Pemerintahan Desa, Kelurahan dan Kecamatan.
V.  Materi Pembelajaran:
Pemerintahan Desa, Kelurahan dan Kecamatan

VI.    Metode Pembelajaran:
1.    Metode ceramah
2.    Metode diskusi
3.    Metode tanya jawab
4.    Metode pengamatan
VII.  Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:

Pertemuan ke-1
1.    Kegiatan awal
Apersepsi:
a.       Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, doa, dan memeriksa kehadiran siswa untuk siap belajar serta menyiapkan media dan  sumber belajar.
b.      Guru menyampaikan Kompetensi Dasar yang akan dipelajari.
c.       Guru memotivasi siswa pada kegiatan yang pernah dilakukan para pamong/ perangkat desa  yang ada dilingkungan siswa di rumah;
Contoh: 
-      Siapakah nama Ketua RT mu?
-      Pernahkah dirumahmu didatangi oleh ketua RT?
-      Pernahkah dirumahmu didatangi oleh Bapak Carik (Sekretaris Desa)?
-      Siapakah nama Kadusmu ? 

2.    Kegiatan Inti:
Eksplorasi:
a.    Guru menginformasikan tentang pengertian  tentang Lembaga dan Desa. Kemudian mengajukan pertanyaan, seperti:
-       Apakah pemerintahan terkecil di Indonesia?
-       Disebut apa unit pemerintahan terkecil setingkat desa?
-       Sebutkan contoh lembaga dalam pemerintahan desa/kelurahan.
b.    Siswa diberi tugas membaca materi dalam teks;
c.    Guru dan siswa terlibat dalam diskusi tentang isi bacaan dalam teks;
             Elaborasi:
a.    Guru membentuk kelompok, kemudian membagi tugas dan persiapan pertemuan berikutnya.
b.    Siswa melakukan diskusi dalam mengerjakan LKS, untuk mempelajari sistem pemerintahan desa dan kecamatan.
-       Perangkat desa/kelurahan
-       Contoh lembaga - lembaga dalam susunan pemerintahan desa.
-       Tugas - tugas kepala desa atau lurah.
c.    Guru berkeliling untuk mengamati aktifitas siswa dalam berdiskusi serta memberikan bimbingan pada siswa/kelompok yang mengalami kesulitan.
Konfirmasi:
a.       Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelompok lain di kelas secara bergantian.
b.      Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya/memberikan tanggapan.
3.    Kegiatan penutup:
a.    Membuat kesimpulan bersama.
b.    Refleksi, dengan menanyakan kepada siswa, bagaimana pambelajaran hari ini , apa yang diinginkan untuk pertemuan yang akan datang.
c.    Guru menginformasikan tugas dan persiapan pertemuan berikutnya

Pertemuan ke- 2
1.    Kegiatan awal
Apersepsi:
a.    Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, doa, dan memeriksa kehadiran siswa untuk siap belajar serta menyiapkan media dan  sumber belajar.
b.    Guru menyampaikan Kompetensi Dasar yang akan dipelajari.
c.    Guru mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya;                
Contoh:
-       Apakah yang dimaksud dengan desa?
-       Apakah pengertian lembaga itu?

2.    Kegiatan Inti:
Eksplorasi:
a.    Guru menyampaikan materi tentang pemerintahan desa/kelurahan.
b.    Guru meminta siswa untuk mempelajari materi tentang pemerintahan desa dan kelurahan.
c.    Guru meminta siswa untuk mengamati struktur organisasi pemerintahan desa dan pemerintahan kelurahan.
Elaborasi:
a.    Guru membentuk kelompok siswa untuk berdiskusi.
b.    Siswa melakukan diskusi dalam mengerjakan LKS, untuk membahas perbedaan  pemerintahan desa dan kelurahan.
c.    Guru berkeliling untuk mengamati aktifitas siswa dalam berdiskusi serta memberikan bimbingan pada siswa/kelompok yang mengalami kesulitan.
Konfirmasi:
a.    Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelompok lain di kelas secara bergantian.
b.    Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya/memberikan tanggapan.

3.    Kegiatan penutup:
a.    Membuat kesimpulan bersama.
b.    Refleksi, dengan menanyakan kepada siswa, bagaimana pambelajaran hari ini , apa yang diinginkan untuk pertemuan yang akan datang.
c.    Guru menginformasikan tugas dan persiapan pertemuan berikutnya

Pertemuan ke-3
1.    Kegiatan awal
Apersepsi:
a.    Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, doa, dan memeriksa kehadiran siswa untuk siap belajar serta menyiapkan media dan  sumber belajar.
b.    Guru menyampaikan Kompetensi Dasar yang akan dipelajari.
c.    Guru mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya;
Contoh:
-      Siapakah yang memimpin pemerintahan desa?
-      Siapakah pemimpin pemerintahan kelurahan?
-      Apakah perbedaan pemerintahan desa dan kelurahan?
2.    Kegiatan Inti
Eksplorasi:
a.    Guru menyampaikan suatu pertanyaan tentang lembaga pemerintahan desa/kelurahan.
-      Pemerintahan desa terdiri atas pemerintah desa (yang meliputi kepala desa dan perangkat desa) dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
b.    Bersama siswa mengadakan pembahasan materi tentang unsur-unsur pemerintahan desa dan kelurahan.
Elaborasi:
a.    Guru membentuk kelompok siswa untuk berdiskusi.
b.    Siswa melakukan diskusi dalam mengerjakan LKS, untuk mempelajari sistem pemerintahan desa.
-      Tugas, tanggung jawab, dan wewenang masing-masing lembaga.
c.    Guru berkeliling untuk mengamati aktifitas siswa dalam berdiskusi serta memberikan bimbingan pada siswa/kelompok yang mengalami kesulitan.
Konfirmasi:
a.    Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelompok lain di kelas secara bergantian.
b.    Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya/memberikan tanggapan.



3. Kegiatan penutup:
a.    Membuat kesimpulan bersama.
b.    Refleksi, dengan menanyakan kepada siswa, bagaimana pambelajaran hari ini , apa yang diinginkan untuk pertemuan yang akan datang.
c.    Guru menginformasikan tugas dan persiapan pertemuan berikutnya

Pertemuan ke-4
1.    Kegiatan awal
Apersepsi:
a.    Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, doa, dan memeriksa kehadiran siswa untuk siap belajar serta menyiapkan media dan  sumber belajar.
b.    Guru menyampaikan Kompetensi Dasar yang akan dipelajari.
c.    Guru mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya;                
Contoh:
-      Di Kecamatan manakah kita tinggal? 
-      Siapakah nama camat Purwantoro sekarang?
-      Berapakah jumlah desa/kelurahan di kecamatan Prembun?
2.    Kegiatan Inti:
Eksplorasi:
a.    Guru menyampaikan suatu pertanyaan tentang Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan instansi yang ada di wilayah kecamatan, seperti : UPTD Pendidikan, Puskesmas, Polsek, Koramil, dll.
b.    Guru menjelaskan materi tentang Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika).
c.    Bersama siswa mengadakan pembahasan materi tentang susunan organisasi pemerintahan kecamatan.
Elaborasi:
a.    Guru membentuk kelompok siswa untuk berdiskusi.
b.    Siswa melakukan diskusi dalam mengerjakan LKS, untuk membahas tugas dan fungsi unsur-unsur pemerintahan kecamatan.
c.    Guru berkeliling untuk mengamati aktifitas siswa dalam berdiskusi serta memberikan bimbingan pada siswa/kelompok yang mengalami kesulitan.
Konfirmasi:
a.    Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelompok lain di kelas secara bergantian.
b.    Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya/memberikan tanggapan.
3. Kegiatan penutup:
a.  Membuat kesimpulan bersama.
b. Guru mengadakan penilaian tertulis secara individu.
c.  Guru melakukan tindak lanjut hasil penilaian dengan memberikan perbaikan dan pengayaan.


V. Sumber/alat/bahan:
1.      Sumber Belajar:
a.       Buku paket  PKn untuk kelas IV yang relevan.
b.      Pendidikan kewarganegaraan: menjadi warga negara yang baik 4 : untuk kelas IV SD/MI/Prayoga Bestari, Ati Sumiati ; editor Tim Pribumi Mekar. -- Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
c.       Pendidikan kewarganegaraan 4: untuk SD/MI kelas VI/Ressi Kartika Dewi, Sunny Ummul Firdaus, Wahyuningrum Widayati . — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
d.      Pendidikan kewarganegaraan : bangga menjadi insan pancasila 4 untuk SD/MI/ kelas IV/ Sarjan, Agung Nugroho ; editor Maryanto. - Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan nasional, 2008.

2. Media/alat:
a.       Gambar/photo Kantor Desa/Kelurahan.
b.      Gambar/photo kegiatan di kantor desa/kelurahan.
c.       Struktur organisasi pemerintahan desa/kelurahan dan kecamatan.

VI. Penilaian
1.      Tes tertulis (subyektif )
2.      Tes secara lisan.
3.      Tes kinerja: Selama kegiatan berlangsung.


Mengetahui:
Kepala Sekolah Dasar:


NIP:_________________
Guru Kelas:



NIP:_______________

KESIMPULAN

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dan tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,struktur dan muatan KTSP, kalender pendidikan, silabus. Sekolah bisa menentukansilabusnya sendiri namun standar kompetensi dan isinya harus sesuai dengan yang telahditetapkan pemerintah.KTSP merupakan pengembangan dan penyempurnaan dan kurikulum sebelumnya yaitukurikulum 2004 (KBK), yang dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan standar isi(SI), dan standar Kompetensi Lululsan (SKL) yang terdapat pada KBK. KTSP merupakan salah satu bentuk realisasi kebijakan, desentralisasi di bidangpendidikan agar kurikulum benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengembangan potensipeserta didik di sekolah yang bersangkutan di masa sekarang dan yang akan dating denganmempertimbangkan kepentingan lokal, nasional, dan tuntutan global dengan semangatManajemen Berbasis Sekolah (MBS).

REFERENSI
1.    Oemar Hamalik. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
2.    Desmiwarti. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Depok: Arya Duta
3.    Sri Sadiman dkk. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: BSE
4.    Jurnal Halid Hasan