Kamis, 15 September 2016

Sistem Pendidikan di China

Ternyata Sistem Pendidikan di Cina Sangat Bagus

Ternyata Sistem Pendidikan di Cina Sangat Bagus - Pendidikan memiliki peranan yang sangat strategis dalam membangun suatu masyarakat bangsa. Melalui pendidikan suatu bangsa dapat mengembangkan masyarakatnya menjadi masyarakat dan bangsa yang maju. Cina memiliki memiliki keunikan dalam hal kebudayaan dan pendidikan. Artinya jika dibandingkan dengan negara-negara timur lainnya.
Ternyata Sistem Pendidikan di Cina Sangat Bagus
Cina memiliki sejarah tersendiri. Ada tiga hal mendasar yang penting ditanamkan dan diterapkan Cina hingga mencapai kemajuan seperti sekarang. Pertama soal kepercayaan diri, kedua prioritas pendidikan, dan ketiga peta jalan kedepan. Ketiga hal mendasar ini secara konsisten dan simultan terus diimplementasikan Cina di kehidupan berbangsa dan bernegara.

Cina mampu bertahan karena memiliki pendidikan  yang mampu membangun satu peradaban yang praktis sehingga tidak mudah hancur. Orang Cina tidak termasuk orang yang mudah berubah, merupakan orang yang mampu menyesuaikan ketika tiba saatnya berubah. Orang Cina adalah orang yang praktis tidak terlalu terikat kepada adat istiadat dan agama.

Salah satu yang membuat pendidikan di Cina meningat drastis dan hasil-hasil yang dihasilkan rata-rata mempunyai kemampuan yang tinggi dalam bidang pendidikan.

Berikut bebera faktor yang membuat pendidikan di Cina berjalang sesuai apa yang diinginkannya adalah :

Sistem Pendidikan Cina

Manajemen pendidikan di Cina ialah tersentralisasi, mulai dari level pusat, propinsi, kotamadya, kabupaten dan termasuk derah otonomi setingkat kotamadya. Pendidikan di Cina terdiri atas empat sektor yaitu basic education, technical dan vocational education, higher education dan adult education. Di samping itu juga terdapat pendidikan prasekolah yang materinya meliputi permainan, olah raga, kegiatan kelas , observasi, pekerjaan fisik, serta aktivitas sehari-hari.
Pendidikan teknik dan vokasional memperoleh tempat dalam masyarakat. Pendidikan ini merupakan indikator penting bahwa Cina mengarah pada proses modernisasi. Kemudian, pendidikan bagi orang dewasa merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan Cina. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas orang-orang dalam masyarakat dan secara langsung akan menumbang pada pengembangan sosio ekonomis penduduk.

     Untuk memperoleh guru-guru yang bermutu maka pemerintah mendorong lulusan sekolah menengah yang berbakat untuk memasuki lembaga pendidikan guru. Pendidikan di China gratis selama 9 tahun pertama walaupun murid tetap harus mengeluarkan uang untuk membeli buku-buku pelajaran. Selepas tingkat Junior, orang tua harus membiayai sendiri pendidikan anak-anaknya. Ini membuat banyak anak-anak pedesaan atau anak-anak tak mampu untuk bersekolah.

1. Jenjang Pendidikan

Anak-anak di China belajar lima sampai lima setengah hari per minggu. Tahun akademik dibagi menjadi 2 semester, yang terdiri dari 9.5 bulan dimulai pada tanggal 1 September dan Maret. Dengan libur musim panas pada bulan Juli dan Agustus dan libur musim dingin pada bulan Januari dan Februari. 

Berikut adalah jenjang pendidikan di Cina:

1) Pendidikan Dasar
Anak-anak China memulai pendidikan formal pada usia 3 tahun dengan masuk pra sekolah yang berlangsung selama 3 tahun. Dilanjutkan masuk sekolah dasar pada usia 6 tahun. Sekolah Dasar berlangsung selama 6 tahun dengan mata pelajaran utama Bahasa China, Matematika, Sejarah, Geografi, Sains, dan sebagainya. Selain itu ada juga pendidikan moral dan politik dasar. Dukungan besar juga diberikan untuk pendidikan jasmani.

2) Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah dibagi menjadi 2 bagian yaitu pendidikan menengah akademis dan pendidikan menengah kejuruan/khusus/teknik. Sekolah menengah akademis dibagi menjadi dua level, yaitu junior dan senior. Level junior dimulai pada usia 12 tahun dan berlangsung selama 3 tahun. Untuk masuk ke tingkat senior, mereka harus lulus tes yang akan menentukan apakah mereka dapat lanjut ke tingkat senior atau mengikuti kelas kejuruan. Level Senior dimulai pada usia 15 tahun berlangsung selama 2 atau 3 tahun. 

Di Sekolah Menengah Senior, murid-murid memilih untuk mengikuti kelas sains atau sosial. Lulusannya diarahkan untuk lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Nasional. Olahraga dan politik juga dimasukkan ke dalam kurikulum. Sekolah kejuruan memiliki program antara 2 sampai 4 tahun dan memberikan pelatihan keahlian di bidang pertanian, manajerial, ketenagakerjaan dan teknik. Sekolah teknik menawarkan program 4 tahun untuk melatih siswanya. Sekolah jenis ini diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang terlatih.

3) Pendidikan Khusus
China juga memiliki sistem pendidikan khusus untuk anak-anak dengan kemampuan khusus dan untuk anak-anak terbelakang. Anak-anak dengan kemampuan khusus akan diperbolehkan untuk melompat kelas. Anak-anak dengan kemampuan terbatas akan diarahkan untuk mencapai kemampuan standar minimum.

4) Pendidikan Tinggi
Apapun jenis pendidikan tingginya mereka harus lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Nasional yang berlangsung pada bulan Juli dan diadakan pemisahan antara kelas sosial dan sains. Penempatan jurusan ditentukan oleh hasil tes. Siswa yang mengikuti ujian mendaftar untuk beberapa jurusan yang dipilih. Sistemnya serupa dengan UMPTN di Indonesia.

Pendidikan tinggi menawarkan program akademik dan kejuruan. Sebenarnya ada banyak universitas dan college di China tetapi tingkatan dan kualitasnya sangat bervariasi. Beberapa yang terkenal misalnya Beijing University dan Shanghai’s University. Umumnya siswa harus menjalankan 4-5 tahun untuk mendapatkan gelar sarjana. Untuk masuk tingkat master dan doktoral, mereka juga harus lulus ujian. Selain universitas ada college yang menawarkan 2 atau 3 tahun dengan jenis pendidikan kejuruan yang setera dengan diploma dan dapat meningkatkan gelarnya menjadi sarjana.

Selain dari sisi pendidikan, sukses kebangkitan ekonomi China mungkin juga tak lepas dari pengaruh semangat entrepreneurship warganya. Masrayakat China selalu aktif dalam kegiatan ekonomi. Menjadi pegawai atau pekerja kantoran, sedapat mungkin mereka hindari. Berbeda dengan kita yang sangat menghargai pekerjaan kantoran dan kebanyakan menganggap entrepreneur adalah pekerjaan beresiko tinggi.

2. Kurikulum

Reformasi yang dilakukan Cina di dunia pendidikan secara langsung mengubah kurikulum sekolah dimana ditekankan pada pengembangan potensi yang dimiliki siswa, kurikulum diarahkan untuk memfasilitasi potensi yang dimiliki siswa agar berkembang optimal. di Cina tidak terlalu menekankan kepada hapalan dan orientasi untuk lulus ujian (kognitif) karena dianggap dapat membunuh karakter anak, misalnya PR yang terlalu banyak, pelajaran yang terlalu berat, yang kesemuanya dapat membebani siswa baik secara fisik, mental maupun kejiwaan. Sistem sekolah di Cina mewajibkan setiap muridnya untuk berlatih olahraga selama paling tidak satu jam sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan lain seperti memasak juga menjadi salah satu bagian penting yang harus dialamai oleh siswa disamping menekuni bidang seni budaya.

Sistem penilaian di Cina juga berkaitan dengan sistem ujian. Sekolah Dasar dan Menengah melaksanakan empat macam ujian, yaitu : ujian semester, ujian tahunan, ujian akhir sekolah, dan ujian masuk SMP/ SMA. Ujian masuk SMP terbatas pada mata pelajaran Bahasa Cina dan Matematika, sedangkan ujian masuk SMA pelaksanaannya digabungkan dengan ujian akhir SMP. Untuk masuk Perguruan Tinggi, dilakukakn Ujian Seleksi Nasional dengan pemisahan antara pilihan ilmu science dan ilmu sosial.

1) Struktur mata pelajaran
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum di Cina adalah kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a. Kelompok mata pelajaran Cina dan Moral;
b. Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Matematika;
c. Kelompok mata pelajaran Sosial dan Politik;
d. Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
e. Kelompok mata pelajaran Bahasa Cina dan Bahasa Asing.

2) Jumlah mata pelajaran
a. SD memiliki 10 mata pelajaran wajib diantaranya adalah mata pelajaran Moral, Matematika, dan Cina atau Bahasa Cina.
b. SMP memiliki 13 mata pelajaran wajib, diantaranya yaitu mata pelajaran Moral, Moral, Cina, Asing, dan Politik.
c. SMA tidak ada bobot mata pelajaran yang diwajibkan karena mereka mempunyai suatu sistem yang menyesuaikan mata pelajaran dengan keinginan siswa, kebutuhan sosial masyarakat serta kondisi lembaga setempat dengan beberapa mata pelajaran pilihan. Untuk kelulusan SMA, Cina memakai sistem Ujian Nasional (UN) dan untuk masuk ke perguruan tinggi menggunakan sistem Ujian Masuk atau Seleksi Masuk.

Kebijakan Pendidikan Yang Tepat Pada Sasaran

Kemajuan dunia pendidikan yang terjadi di akhir 90-an dan awal 2000 di Cina tidak lepas dari peran dari seorang birokrat yang memiliki visi dan komitmen yang kuat terhadap dunia pendidikan. Li Lanqing, yang pada tahun 1993 di angkat menjadi Wakil Perdana Menteri Cina, sekaligus ditugasi untuk menangani masalah pendidikan di negeri tirai bambu tersebut, adalah orang yang dianggap berhasil melaksanakan tugasnya mendorong kemajuan Cina melalui reformasi dalam bidang pendidikan. Li Lanqing sebenarnya bukan tokoh yang berlatar belakang bidang pendidikan.

 Pada tahun 1993, tercatat, guru memiliki gaji yang rendah dan disadari, kondisi ini akan berpengaruh terhadap kinerja dan profesionalitas guru dalam melaksanakan tugasnya. Bagaimana dapat menuntut guru melaksanakan tugas dengan optimal, kalau dirinya menghadapi masalah dengan kesejahteraan diri dan keluarganya. Pada tahun 1989, dana dari negara untuk pendidikan hanya 9,4 milyar yuan. Dengan dana sebesar itu, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mengembangkan dunia pendidikan, yang harus melayani masyarakat lebih dari satu milyar orang. Li Lanqing memandang bahwa yang bertanggung jawab menyediakan pendidikan yang layak adalah pemerintah. Pendidikan dasar, khususnya untuk wajib belajar, sangat tergantung pada alokasi dana dari pemerintah. Demikian juga dengan pembiayaan pengembangan infrastruktur untuk pendidikan keterampilan dan pendidikan tinggi, sangat bergantung pada dukungan dana dari pemerintah. Hanya permasalahannya adalah semua itu harus diatur dengan undang-undang.

Beberapa inovasi lain telah digulirkan Cina adalah, diberlakukannya wajib pendidikan dasar 9 tahun secara gratis dan penghapusan buta huruf bagi anak muda dan setengah baya. Inovasi ini berhasil meningkatkan tingkat pendidikan nasional secara berarti. Pendidikan tinggi dikembangkan secara cepat dengan beberapa perubahan awal, diantaranya pembelajaran dikembangkan dengan menekankan pada peningkatan kualitas siswa, seperti mengembangkan karakter siswa sebagaimana penguasaan pengetahuan (kognisi). Penggunaan teknologi informasi dalam pendidikan juga telah berhasil mendorong mempercepat moderinisasi. Kompensasi, kesejahteraan dan status sosial guru telah banyak dikembangkan, dan membuat profesi tersebut mendapat respek dan penghormatan dari masyarakat. Pendidikan swasta berkembang dengan cepat. Hal ini ditandai dengan banyak jenis sekolah dibangun. Pertukaran pendidikan dan kerja sama dengan negara lain secara aktif dan luas telah memperkuat daya saing/kompetisi di dunia.

Pada dekade terakhir, sejumlah permasalahan besar telah terpecahkan. Total dana pendidikan nasional telah mencapai rata-rata 20% per tahun, dan mencapai 548 milyar yuan pada tahun 2002, dan pada tahun 2008 alokasi anggaran pendidikan mencapai 1,88 Triliun Yuan.

Sebagai Kesimpulan:

Manajemen pendidikan di Cina ialah tersentralisasi, mulai dari level pusat, propinsi, kotamadya, kabupaten dan termasuk derah otonomi setingkat kotamadya. Pendidikan di Cina terdiri atas empat sektor yaitu basic education, technical dan vocational education, higher education dan adult education. Di samping itu juga terdapat pendidikan prasekolah yang materinya meliputi permainan, olah raga, kegiatan kelas , observasi, pekerjaan fisik, serta aktivitas sehari-hari.

Reformasi yang dilakukan Cina di dunia pendidikan secara langsung mengubah kurikulum sekolah dimana ditekankan pada pengembangan potensi yang dimiliki siswa, kurikulum diarahkan untuk memfasilitasi potensi yang dimiliki siswa agar berkembang optimal. di Cina tidak terlalu menekankan kepada hapalan dan orientasi untuk lulus ujian (kognitif) karena dianggap dapat membunuh karakter anak.

Semoga bangsa Indonesia lebih banyak belajar lagi dari bangsa-bangsa lain. Karena bangsa-bangsa lain sistem pendidikannya sistematis dan berjalan dengan baik. Sedangkan pendidikan di Indonesia sistemnya berjalan tapi tidak sesuai dengan apa yang ingin diperoleh bahkan justru malah memperburuk pendidikan yang ada.

Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaran
Dosen : Dirgantara Wicaksono

Pendidikan Di China

PART I
PRELIMINARY

China is a country that often we know as the State will advance education. Just as has been mentioned in a hadith "seek knowledge to the land of china". Therefore, we will explain a little about the Chinese State, either of the governance system or geography. China's education system more open. Teachers are classified according to quality. Students are free to evaluate objectively the quality of teachers. Teachers can additional welfare benefits 10 percent of the basic salary.

The phrase "seek knowledge up to China" has significance for Drs Zaenal Mutaqin, MSi. Head of Education and Culture Sukabumi, West Java is actually flew to Beijing, China, July 9 to 21 then. Zaenal departure to the "Bamboo Curtain country" was also in order to gain knowledge of education. He was with a group of the Institute for Education Quality Assurance (LPMP), Centre for Development Empowerment of Teachers and Education Personnel (P4TK) and some officials of the district education offices / city, attended the workshop to increase the competence of teachers, "It was like a dream to leave for Beijing," he said. Fellow head of education delivered to Beijing was the head of education Lombok Barat, Gorontalo, Tanah Datar, and Merauke. Educational workshops was also followed by other countries, namely Cambodia, Laos, Mongolia, Papua New Guinea, the Philippines, Thailand, and Vietnam.

China has a land area of ​​9.6 million km2 education is indeed more advanced than Indonesia. "They are more focused in addressing education. I guess we must have a commitment and be consistent in order to promote education in Indonesia, "said Zaenal Mutaqin. China's Education Law requires that his children aged 6 years of basic education, free school fees. SD there lasted 6 years. The main subjects, among others, Chinese language and literature, mathematics, science, foreign language, moral education, music, sports and physical.

Number of primary schools in the country this Panda to reach 400,000 by pupils up to 120 million children. APK SD there reached 98%. While the number of junior and senior high school of approximately 60,000 and 30,000, plus 3,000 colleges. One interesting thing to Zaenal relating to educators is the relationship of teacher and student that is democratic. "The hallmark of education in Beijing is the classification of teachers, ranging from plenary teacher until the teacher is not qualified. Students are also free to objectively evaluate teachers. Two things are still taboo in our country, "said Zaenal salute. Teachers also have a special place in Beijing. Teacher salaries there ranged 3000-5000 yuan per month. In exchange 1 yuan = US $ 1.200, a teacher in China received an average of Rp 3.6 million to Rp 6 million / month. In addition to the basic salary, teachers also receive welfare benefits amounting to 10% of basic salary. Payroll system for teachers is 10% higher than regular employees. It is sufficient income. Thus, almost unheard teachers must "ngojek" or principals seek additional money from the sale of uniforms and books. When I retired too, every teacher has the right to get 100% of basic salary per month.

CHAPTER II
DISCUSSION


2.1 STUDY ON THE PORTRAIT OF EDUCATION SYSTEM IN CHINA

2.1.1 Governance System Images

People's Republic of China is also called the People's Republic of China / PRC is a communist state comprising nearly the whole area of ​​culture, history, and geography known as Chinese / Chinese. Since its founding in 1949, the PRC has been led by the Chinese Communist Party (CCP). Though often seen as a communist country, most of the republic economy has been privatized since three decades ago. However, the government still watching the political economy, especially with companies owned by the government and the banking sector. Politically, he still remains a one-party government.

PRC is the most populous countries in the world, with a population of over 1.3 billion people, of which the majority Han ethnicity. China is the largest country in East Asia and the fourth largest in the world, after Russia and Canada. China borders 14 countries: Afghanistan, Bhutan, Myanmar, India, Kazakhstan, Kirgizia, North Korea, Laos, Mongolia, Nepal, Pakistan, Russia, Tajikistan and Vietnam. Head of the country led by a president.

Demographic Conditions

2.1.2 China The geographical position of China

1. North: Mongolia, Russia, and Kazakhstan
2. West: Pakistan, Kirgnistan, and Tadzikistan
3. Southwest: India, Bhutan, and Nepal
4. South: South East Asia
5. East: Korea and Japan

2.1.3 Philosophy of Education in China

The attitude of the Chinese people who are concerned with education in life and gave birth to a filofis tela Chinese people on education and education have long been keeping the Chinese power how long, until the entry of foreigners into China that will change the face of the ancient education system in China. The tradition of philosophical thought in China began around the 6th century BC during the reign of the Chou Dynasty in the North. Kon Fu Tze, Lao Tze, Chuang Tze Meng Tze and is regarded as the foundation stone and the founder of Chinese philosophy. Thought they were very influential and formed special characteristics that distinguish it from India and Greek philosophy.

In an effort to see that the theory and practical life can not be separated, we need to see how the Chinese people understand the relationship between theory and practice in a thought that it is a philosophy. We also need to know how to connect theory to real life. There are two things that must be studied and explore in depth: First, the general concept of 'truth' in Chinese philosophy; second, humanity carried out in real life and humanity who taught the Chinese philosophers in their philosophical systems. Generally also the understanding of the two cases were interpreted from Confucianism, the philosophy developed from the teachings of Confucian thought. Confucianism itself evolved into many streams, of which later developed into a kind of religion, with kaedah basis of ethical teachings referenced in the view or the teachings of Confucius. As well as teaching of philosophy, Confucianism has served as the foundation of philosophy of education in China for about 2000 years. Because he actually impregnated by the Chinese people from generation to generation for hundreds of generations. Konfusisnismelah which teaches that between theory and practice can not be separated in the lives of individuals or society. In Confucianism, as in many other Chinese philosophies, thoughts directed as solving practical problems. Because the Chinese philosophy tends to reject kemutalakan or black and white view of the excess. The truth must be tested in the actual events on the stage of life, and only when proven he can be recognized as truth.

China Education System

2.1.4 There is a hadith about education, which in the Indonesian language reads: "Seek knowledge to China". In this hadith appears one country, the country of China. From this hadith the question arises, what is it with Chinese education so that it can become a model for other countries. In the book Muhammad Said and Junimar Affan (1987: 119), entitled Educating From Age to Age is said that: "In the land of China's education an important place once in livelihood". By getting a very important role in people's lives, making the education system in China increased. The attitude of the Chinese people who are concerned with education in life and gave birth to a filofis tela Chinese people on education and education have long been keeping the Chinese power how long, until the entry of foreigners into China that will change the face of the ancient education system in China. However, on this occasion did not explain to the entry of foreigners into China. Starters ancient Chinese education mencampai peak began in the Han Dynasty, in which the teachings of Kung Fu Tse back again lifted and applied in Chinese society, which earlier this teaching dibrangus by previous rulers.

Chinese society that considers education in line with the philosophy, and even become a tool for philosophy, which prioritizes ethics (Muhammad Said and Junimar Affan, 1987: 119). This assumption makes education in China to accompany the return of the popularity of Kung Fu Tse philosophical trends in Chinese society. During the Han Dynasty gave birth to many of the scholars who would lead the country and has made the Han Dynasty as one of the great dynasties in Chinese history. The educational system developed by former followers of Kung Fu Tse has spawned a well-known group in China's history and determine the course of the Han Dynasty, the tribe Gentry. The Gentry is a community of educated people who have been through the education and examination system of the State. The education system implemented by the government at the time it was originally intended to seek candidates for government officials homage to Confucius. Qualification is based on the level of government administrative area. Each district has a school, came to the academy in the capital of the kingdom. Each of the levels required to pass the exam system is divided into three stages. System exam is considered to be very heavy, dikarebakan of many people who take the exam is only a few who managed to graduate. Imperial dynasty han have provided the foundation-daar in the examination system in mainland China, although further changes and additions. The education system has also brought changes to the stratification of society and patterns of prestige in society. Education system that produces graduates students naturally form a new class, which in turn shifts the position of the nobility in the stratification of Chinese society. And patterns of prestige in the community, where people no longer in full respect of persons from owning property or keturunananya, but people look at someone on the level of education has ditempunya. In addition, the Gentry and the tribute was given an award of special privileges from government and society.

During the Han Dynasty already there is a rigorous education system. The pegikut-Confucian followers who were in some districts of establishing schools that are informal. Informal school called because the learning process is carried out is not bound by space or time. By using images contained within it can be seen learning teaching methods used by teachers in presenting the subject matter materials. So from the image and the explanation can be seen that the teaching methods used by teachers at the time is the expository method (lecture). This is because the inference that dilakukakan similar to expository method, where teachers are more active here in transferring knowledge to the students. After the learning phase, then stepped to the stage of evaluation or examination system. System test that applies to the Han Dynasty is something that is unique in the Chinese education system. At that time has developed an evaluation system that is very complex. According Rochiati Wiriaatmadja, A. Wildfire and Wildfire Dadan (2003: 144-145) says that the exam is divided into three stages or levels. Three stages of the test, among others: the first level exam is held in the capital of the prefecture (district). Prospective employees who can pass the test of the first stage is given the title Hsui-Tsai, when interpreted as "emerging talent". Furthermore, two-level exam that tests the provincial level to achieve the title Chu-Jen, that "people are entitled to the rank". People are entitled to follow the stages of this test are people who have earned Hsui-Tsai. Not langusng examinees take the exam, but they are required to undergo training at the academy prefecture in order to face Jen Chu exam preparation. Provincial exam is held once in three years. They were able to pass this test with the highest score will receive study allowances. At the final stage of the three stage test that is held in the capital of the kingdom. This exam is held every three years, conducted a year after the provincial exam. Stages exams aim to get a degree Chih Shih, ie "Bachelor promoted".

The test was carried out in a room in the buildings are very long and straight. The length of the building consists of small rooms partitioned (can be seen in appendix 2 and 3). Candidates for these employees to stay in the room during the day to test the first phase, three days to test the second stage, and even longer for the third stage of the test. The outputs are excluded from the education system is channeled into government employees and those who fail in this exam will be a number of education staff in the area of ​​origin.

2.1.5 Government Policy

Education has a strategic role in building a community of nations. Through education of a nation can develop society into a society and a developed nation. Because through education will be able to develop quality human resources in accordance with the demands and needs of people who want dikembangkanya. All that success, not in spite of the efforts made by the Chinese leaders to implement reforms in various aspects of life in China, especially in education.

China, in recent years, managed to make a very impressive achievement, that is changing the socio-economic condition of the people, which is used only as a developing country, which is only able to provide the basic needs of its people, then turned and went into the early stages of becoming a prosperous society. Changes experienced China is a very significant change. Economic developments and progress made China the world greatly admired and respected by many. Confidence they build the nation through the education sector visible from ongoing expansion efforts undertaken since 1980 to early 1990. During this period, education continues to progress rapidly, and many historical innovation during the decade. The advancement of education that occurred in the late 90's and early 2000 in China can not be separated from the role of a bureaucrat who has a vision and a strong commitment to education. Li Lanqing, who in 1993 recruited as Deputy Prime Minister of China, while assigned to handle the problems of education in the bamboo curtain country, are considered to successfully implement its work to encourage the progress of China through reforms in education. Li Lanqing is actually not a figure whose background education.

In 1993, it was noted, teachers have low salaries and recognized, these conditions will affect the performance and professionalism of teachers in performing their duties. How can demand teachers perform the task optimally, that he faced problems with the well-being of themselves and their families. In 1989, funds from the state for the education of only 9.4 billion yuan. With that much money, not much can be done to develop education, which should serve the public more than one billion people. Li Lanqing views that are responsible for providing proper education is the government. Basic education, particularly for compulsory education, highly dependent on the allocation of funds from the government. Likewise, the financing of infrastructure development for vocational education and higher education, relying heavily on financial support from the government. Only problem is all that should be regulated by law.

Several others have been rolled out China's innovation is that the implementation of 9-year compulsory basic education and literacy for young and middle-aged. Innovation has increased significantly the level of national education. Higher education developed fast with some initial changes, including learning are developed with an emphasis on improving the quality of students, such as developing students' character as the acquisition of knowledge (cognition). The use of information technology in education have also successfully pushed accelerate moderinisasi. Compensation, welfare and social status of teachers has been developed, and make the profession get respect and the respect of the community. Private education is expanding rapidly. It is characterized by many types of schools were built. Educational exchanges and cooperation with other countries actively and widely strengthen the competitiveness / competitions in the world.

In the last decade, a number of major issues have been resolved. Total national education fund has achieved an average 20% per year, reaching 548 billion yuan in 2002, five times more than in 1993. In the late 20th century, the basic 9-year compulsory education has been approaching universal and teenagers and people midlife has been free from illiteracy, while secondary education has increased very rapidly. Since 1999, higher education institutions have been devoting a lot of students each year until 2002. There are 16 million students in higher education of different kinds. Based on the latest UNESCO statistics scale of Chinese higher education is the largest in the world. During the ten years of change and development as a whole has created a new educational scenery in China.

2.1.6 Education Curriculum

To develop character education, then Li Lanqing reform the curriculum, textbooks, and a system of evaluation and testing. The school's curriculum is developed in accordance with the potential of the child; curriculum geared to facilitate all the potential of the children in order to develop optimally, implementing learning-oriented students through discussions, to encourage the development of innovative thinking and quality learning. China in the last ten years have experienced a very rapid progress in various fields. It is estimated that more than 6,000 Indonesian students studying in various universities in China. In addition to the progress achieved by China, the reason foreign students learn there was tuition fees are cheaper than the cost of tuition in the UK, US, Australia and Singapore. Majors are many foreign students are taken Mandarin, economics, management and Chinese Medical.

In a book written by Ling langing (former Deputy Prime Minister of China), entitled Education for 1.3 Biliion (Pearson Education and China: Foreign Language Teaching and Research Press, 2005), China's education reform which succeeded in forming the modern character. Policy of educational reform inspired by the knowledge of the dangers of an education system that emphasizes rote too, drilling, rigid ways of teaching and education system that is oriented to pass the exam. He also inspired thinking about mulitiple intelligences Howard Gardner and enthusiastic to implement them in the education system in China. Is this what brought progress to China? Free education in China during the first 9 years although students still have to spend money to buy textbooks. After the Junior level, parents must pay for their own education of their children. It makes a lot of rural children or children unable to attend school.

After 1995 and 1997, children in China learn five and a half days per week. The academic year is divided into two semesters, consisting of 9.5 months starting on 1 September and March. With the summer holidays and the months of July and August and the winter holidays in January and February. All school children in various stages of stay in the dormitories.

1. Basic education

Chinese children start formal education at the age of 3 years with pre-school entrance that goes diving 3 years. Continued entered primary school at age 6 years. Elementary school lasts for 6 years with the main subjects Bhasa China, Mathematics, History, Geography, Science, and so on. In addition there is also a moral and political education base. Great Support is also provided for physical education.

2. Middle education

Secondary education is divided into two parts: academic secondary education and vocational secondary education / special / engineering. Academic secondary schools are divided into two levels, namely junior and senior. Junior level begins at age 12 and lasts for 3 years. To get into the senior level, they must pass a test that will determine whether they can go to senior-level or vocational classes. Senior level started at the age of 15 years lasted 2 or 3 years. In Senior High School, the students choose to attend classes or social science. Its graduates are directed to pass the National College Entrance Examination. Sports and politics are also incorporated into the curriculum. Vocational schools have programs from 2 to 4 years and provide skills training in agriculture, managerial, and technical manpower. Technical schools offer four year program to train students. This type of school is oriented to meet the needs of trained workforce.

3. Special Education

China also has a special education system for children with special abilities and for retarded children. Children with special abilities will be allowed to skip class. Children with limited abilities will be directed to achieve the minimum standard capabilities.

4. Higher education

Whatever type of higher education they must pass the National College Entrance Examination which took place in July and held the separation between social classes and science. Placement is determined by the results of the test subject. Students who take the exam sign up for multiple majors selected. The system is similar to UMPTN in Indonesia.

Higher education offers academic and vocational programs. Actually, there are many universities and colleges in China but levels of dna quality varies greatly. Some famous example of Beijing University and Shanghai's University. In general, students have to run 4-5 years to earn a degree. To enter the master's and doctoral levels, they also have to pass an exam. In addition there are university colleges that offer two or three years with setera types of vocational education with a diploma and can improve a degree title.

Apart from the education, successful economic resurgence of China may also not free from the influence of the entrepreneurial spirit of its citizens. Masrayakat China has always been active in economic activities. Being an employee or office workers, as far as possible to avoid. In contrast to our highly appreciated and most assume office job entrepreneur is a high-risk job.

BIBLIOGRAPHY
http://juanfranklinsagrim.blogspot.com
http://ahmadsamantho.wordpress.com
http://www.ilmupendidikan.net
Inside the magazine: Vol December 7, 2008
Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaran
Dosen : Dirgantara Wicaksono


BAB I
PENDAHULUAN

China merupakan Negara yang sering kita kenal sebagai Negara yang maju akan pendidikannya. Seperti halnya telah disebutkan dalam sebuah hadits “ carilah ilmu sampai negeri china”. Untuk itu kami akan menjelaskan sedikit mengenai Negara China, baik dari sistem pemerintahan maupun letak geografisnya. Sistem pendidikan China lebih terbuka. Guru diklasifikasi berdasarkan kualitas. Siswa bebas mengevaluasi kualitas guru secara objektif. Guru dapat tambahan tunjangan kesejahteraan 10 persen dari gaji pokok.

Ungkapan “carilah ilmu hingga ke negeri China” memiliki makna tersendiri bagi Drs Zaenal Mutaqin, MSi. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat ini benar-benar terbang ke Beijing, China, 9-21 Juli lalu.  Keberangkatan Zaenal ke “negeri Tirai Bambu” itu juga dalam rangka menimba ilmu pendidikan. Ia bersama rombongan dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) dan beberapa pejabat dari dinas pendidikan kabupaten/kota, mengikuti workshop peningkatan kompetensi guru, “Rasanya seperti mimpi berangkat ke Beijing,” katanya. Sesama kepala dinas pendidikan yang dikirim ke Beijing adalah kepala dinas pendidikan Lombok Barat, Gorontalo, Tanah Datar, dan Merauke. Workshop pendidikan itu juga diikuti negara lain, yakni Kamboja, Laos, Mongolia, Papua Nugini, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

China yang punya luas daratan 9,6 juta km2 ini memang pendidikannya lebih maju dibandingkan Indonesia. “Mereka lebih fokus dalam menangani pendidikan. Saya kira kita harus punya komitmen dan bisa konsisten agar bisa memajukan pendidikan di Indonesia,” ujar Zaenal Mutaqin. UU Sisdiknas-nya China mewajibkan anak umur 6 tahun mengikuti pendidikan dasar, tanpa dipungut biaya sekolah. SD di sana berlangsung 6 tahun. Mata pelajaran utamanya, antara lain, bahasa dan kesusastraan China, matematika, ilmu pasti, bahasa asing, pendidikan moral, musik, olahraga dan jasmani.

Jumlah SD di negeri Panda ini mencapai 400.000 dengan murid hingga 120 juta anak. APK SD di sana mencapai 98%. Sedangkan jumlah SMP dan SMA kurang lebih 60.000 dan 30.000, plus 3.000 perguruan tinggi. Satu hal yang menarik bagi Zaenal berkaitan dengan tenaga pendidik adalah relasi guru dan murid yang berjalan demokratis. “Ciri khas pendidikan di Beijing adalah adanya klasifikasi guru, mulai dari guru paripurna sampai guru yang tidak qualified. Siswa juga bebas mengevaluasi guru secara objektif. Dua hal yang masih tabu di negara kita,” ujar Zaenal salut.  Guru juga mendapat tempat istimewa di Beijing. Gaji guru di sana berkisar 3.000–5.000 yuan per bulan. Dalam kurs 1 yuan= Rp 1.200, guru di China menerima rata-rata senilai Rp 3,6 juta–Rp 6 juta/bulan. Selain gaji pokok, guru juga menerima tunjangan kesejahteraan sebesar 10% dari gaji pokok. Sistem penggajian buat guru ini lebih tinggi 10% daripada pegawai biasa. Penghasilan itu sudah memadai. Sehingga, hampir tidak pernah terdengar guru harus “ngojek” atau kepala sekolah mencari uang tambahan dari jual-beli seragam dan buku. Ketika pensiun pun, setiap guru berhak mendapatkan 100% gaji pokok per bulannya.



BAB II
PEMBAHASAN


2.1 STUDI TENTANG POTRET SISTEM PENDIDIKAN DI CHINA

2.1.1 Potret Sistem Pemerintahan

Republik Rakyat Cina juga disebut Republik Rakyat Tiongkok/RRT Adalah sebuah negara komunis yang terdiri dari hampir seluruh wilayah kebudayaan, sejarah, dan geografis yang dikenal sebagai Cina/Cina. Sejak didirikan pada 1949, RRC telah dipimpin oleh Partai Komunis Cina (PKC). Sekalipun seringkali dilihat sebagai negara komunis, kebanyakan ekonomi republik ini telah diswastakan sejak tiga dasawarsa yang lalu. Walau bagaimanapun, pemerintah masih mengawasi ekonominya secara politik terutama dengan perusahaan-perusahaan milik pemerintah dan sektor perbankan. Secara politik, ia masih tetap menjadi pemerintahan satu partai.

RRC adalah negara dengan penduduk terbanyak di dunia, dengan populasi melebihi 1,3 milyar jiwa, yang mayoritas merupakan bersuku bangsa Han. RRC juga adalah negara terbesar di Asia Timur, dan ketiga terluas di dunia, setelah Rusia dan Kanada. RRC berbatasan dengan 14 negara: Afganistan, Bhutan, Myanmar, India, Kazakhstan, Kirgizia, Korea Utara, Laos, Mongolia, Nepal, Pakistan, Rusia, Tajikistan dan Vietnam. Kepala negaranya dipimpin oleh seorang presiden.

2.1.2 Kondisi Demografi China

Letak geografis China
  1. Sebelah utara : Mongolia, Rusia, dan Kazakhtan
  2. Sebelah barat : Pakistan, Kirgnistan, dan Tadzikistan
  3. Barat daya : India, Bhutan, dan Nepal
  4. Selatan : Asia Tenggara
  5. Timur : Korea dan Jepang
2.1.3 Filsafat Pendidikan di China

Sikap orang Cina yang mementingkan pendidikan di dalam kehidupannya telah melahirkan sebuah filofis orang Cina mengenai pendidikan dan pendidikan ini telah lama menjaga kekuasaan Cina berapa lama, sampai pada masuknya bangsa asing ke Cina yang akan merubah wajah sistem pendidikan kuno di Cina. Tradisi pemikiran falsafah di Cina bermula sekitar abad ke-6 SM pada masa pemerintahan Dinasti Chou di Utara. Kon Fu Tze, Lao Tze, Meng Tze dan Chuang Tze dianggap sebagai peletak dasar dan pengasas falsafah Cina. Pemikiran mereka sangat berpengaruh dan membentuk ciri-ciri khusus yang membedakannya dari falsafah India dan Yunani.

Dalam upaya melihat bahwa teori dan kehidupan praktis tidak dapat dipisahkan, kita perlu melihat bagaimana orang Cina memahami hubungan antara teori dan praktek dalam suatu pemikiran yang bersifat falsafah. Kita juga perlu mengetahui bagaimana teori dihubungkan dengan kehidupan nyata. Ada dua perkara yang harus dikaji dan ditelusuri secara mendalam: Pertama, konsep umum tentang ‘kebenaran’ dalam falsafah Cina; kedua, kemanusiaan yang dilaksanakan dalam kehidupan nyata dan kemanusiaan yang diajarkan para filosof Cina dalam sistem falsafah mereka. Secara umum pula pemahaman terhadap dua perkara tersebut ditafsirkan dari Konfusianisme, yaitu ajaran falsafah yang dikembangkan dari pemikiran Konfusius. Konfusianisme sendiri berkembang menjadi banyak aliran, di antaranya kemudian dikembangkan menjadi semacam agama, dengan kaedah dasar dari ajaran etikanya yang dirujuk pada pandangan atau ajaran Konfusius. Sebagai ajaran falsafah pula, Konfusianisme telah berperan sebagai landasan falsafah pendidikan di Cina selama lebih kurang 2000 tahun lamanya. Karena itu ia benar-benar diresapi oleh bangsa Cina secara turun temurun selama ratusan generasi. Konfusisnismelah yang mengajarkan bahwa antara teori dan praktek tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan individu atau masyarakat. Dalam Konfusianisme, seperti dalam banyak falsafah Cina yang lain, pemikiran diarahkan sebagai pemecahan masalah-masalah praktis . Karena itu falsafah Cina cenderung menolak kemutalakan atau pandangan hitam putih secara berlebihan. Kebenaran harus diuji dalam peristiwa-peristiwa aktual dalam panggung kehidupan, dan baru setelah teruji ia dapat diakui sebagai kebenaran.

2.1.4 Sistem Pendidikan China

Ada sebuah hadist mengenai pendidikan, yang dalam bahasa Indonesia berbunyi: “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”. Dalam hadist ini muncul satu negara, yaitu negeri Cina. Dari hadist ini timbul pertanyaan, ada apa dengan pendidikan cina sehingga dapat dijadikan panutan untuk negeri lain. Dalam buku Muhammad Said dan Junimar Affan (1987: 119) yang berjudul Mendidik Dari Zaman ke Zaman dikatakan bahwa: “Di negeri Cina pendidikan mendapat tempat yang penting sekali dalam penghidupan”. Dengan mendapatkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, membuat sistem pendidikan di Cina meningkat. Sikap orang Cina yang mementingkan pendidikan di dalam kehidupannya tela melahirkan sebuah filofis orang Cina mengenai pendidikan dan pendidikan ini telah lama menjaga kekuasaan Cina berapa lama, sampai pada masuknya bangsa asing ke Cina yang akan merubah wajah sistem pendidikan kuno di China. Tetapi, pada kesempatan ini tidak menjelaskan sampai masuknya bangsa asing ke Cina. Permulaan pendidikan Cina kuno mencampai puncak dimulai pada Dinasti Han, dimana ajaran Kung fu Tse kembali lagi diangkat dan diterapkan dalam kehidupan masyarakat Cina, yang sebelumnya ajaran ini dibrangus oleh penguasa sebelumnya.

Masyarakat Cina yang menganggap pendidikan sejalan dengan filsafat, bahkan menjadi alat bagi filsafat, yang mengutamakan etika (Muhammad Said dan Junimar Affan, 1987: 119). Anggapan ini membuat pendidikan di Cina mengiringi kembalinya popularitas aliran filsafat Kung Fu Tse di dalam masyarakat Cina. Pada masa Dinasti Han banyak melahirkan para sarjana-sarjana yang kelak akan memimpin negara dan telah membuat Dinasti Han sebagai salah satu dinasti yang besar dalam sejarah Cina. Sistem pendidikan yang dikembangkan oleh bekas pengikut-pengikut Kung Fu Tse ini telah melahirkan sebuah golongan yang terkenal dalam sejarah Cina dan menentukan perjalanan kekuasaan Dinasti Han, yaitu Kaum Gentry. Kaum gentry merupakan suatu komunitas orang-orang terpelajar yang telah menempuh pendidikan dan sistem ujian Negara. Sistem pendidikan yang diterapkan oleh pihak pemerintahan pada saat itu pada awalnya bertujuan untuk mencari calon-calon pejabat pemerintahan yang beraliran konfusius. Jenjang pendidikan didasarkan atas tingkatan daerah administrative pemerintahan. Setiap distrik memiliki sekolah-sekolah, sampai pada akademi di ibukota kerajaan. Setiap jenjang tersebut diharuskan melewati system ujian yang terbagi ke dalam tiga tahapan. System ujian ini dinilai sangat berat, dikarebakan dari banyak orang yang ikut ujian ini hanya beberapa yang berhasil lulus. Kekaisaran dinasti han telah memberikan dasar-daar pada sistem ujian di daratan Cina, walaupun selanjutnya ada perubahan dan penambahan. Sistem pendidikan ini juga membawa perubahan pada stratifikasi masyarakat dan pola prestise dalam masyarakat. System pendidikan yang menghasilkan lulusan-lulusan pelajar secara alami membentuk kelas baru, yang pada akhirnya menggeser posisi bangsawan dalam stratifikasi masyarakat Cina. Dan pola prestise dalam masyarakat, dimana masyarakat tidak lagi sepenuhnya memandang orang dari kepemilikan harta atau keturunananya, tetapi masyarakat memandang seseorang dari jenjang pendidikan yang telah ditempunya. Disamping itu, kaum gentry ini diberikan penghormatan dan penghargaan berupa hak-hak istimewa dari pemerintahan dan masyarakat.

Pada masa Dinasti Han sudah terdapat sebuah system pendidikan yang ketat. Para pegikut-pengikut konfusius yang berada di beberapa daerah distrik mendirikan sekolah-sekolah yang bersifat informal. Disebut sekolah informal dikarenakan proses belajar mengajar yang dilakukan tidak terikat oleh tempat atau waktu. Dengan menggunakan gambar yang tertera dalam pembelajaran dapat diketahui metode mengajar yang digunakan para guru dalam menyampaikan bahan materi pelajaran. Jadi dari gambar dan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa metode mengajar yang digunakan oleh guru pada saat itu ialah metode ekspositori (ceramah). Penyimpulan ini dikarenakan yang dilakukakan serupa dengan metode ekspositori, dimana guru lebih aktif disini dalam mentransfer ilmu kepada para murid. Setelah tahapan belajar mengajar, maka melangkah kepada tahapan evaluasi atau system ujian. System ujian yang berlaku pada masa Dinasti Han merupakan suatu hal yang unik dalam system pendidikan Cina. Pada masa itu sudah berkembang suatu system evaluasi yang sangat kompleks. Menurut Rochiati Wiriaatmadja, A. Wildan, dan Dadan Wildan (2003: 144 – 145) mengatakan bahwa ujian ini dibagi ke dalam tiga tahap atau jenjang. Tiga tahap ujian tersebut antara lain: Ujian tingkat pertama diadakan di beberapa ibukota prefektur (kabupaten). Calon pegawai yang dapat melewati ujian tahap pertama ini diberi gelar Hsui-Tsai, bila diartikan yaitu “bakat yang sedang berkembang”. Selanjutnya, ujian tingkat dua yakni ujian tingkat provinsi untuk mencapai gelar Chu-Jen, yakni “orang yang berhak mendapatkan pangkat”. Orang-orang yang berhak mengikuti tahapan ujian ini yaitu orang-orang yang telah mendapatkan gelar Hsui-Tsai. Para peserta ujian tidak langusng mengikuti ujian, tetapi mereka diharuskan mengikuti latihan di akademi prefektur dalam rangka menghadapi persiapan ujian Chu Jen. Ujian provinsi ini diadakan tiga tahun sekali. Mereka yang dapat lulus dari ujian ini dengan nilai tertinggi akan mendapatkan tunjangan belajar. Pada tahap akhir yaitu ujian tahap tiga yang diadakan di ibukota kerajaan. Ujian ini diadakan setiap tiga tahun sekali, dilaksanakan setahun setelah ujian provinsi. Tahapan ujian bertujuan untuk mendapatkan gelar Chih Shih, yakni “Sarjana naik pangkat”.

Ujian tersebut dilaksanakan di ruang dalam bangunan-bangunan yang sangat panjang dan lurus. Bangunan panjang tersebut terdiri dari kamar-kamar kecil yang disekat (dapat dilihat dalam lampiran 2 & 3). Calon pegawai tersebut tinggal di dalam kamar selama sehari untuk ujian tahap pertama, tiga hari untuk ujian tahap kedua, dan lebih lama lagi untuk ujian tahapan ketiga. Output-output yang dikeluarkan dari system pendidikan ini disalurkan menjadi pegawai-pegawai pemerintahan dan mereka yang gagal dalam mengikuti ujian ini akan menjadi tenaga-tenaga pengajar di daerah asalnya.

2.1.5 Kebijakan Pemerintah

Pendidikan memiliki peranan yang sangat strategis dalam membangun suatu masyarakat bangsa. Melalui pendidikan suatu bangsa dapat mengembangkan masyarakatnya menjadi masyarakat dan bangsa yang maju. Karena melalui pendidikan akan dapat dikembangkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang ingin dikembangkanya. Semua keberhasilan itu, tidak terlepas dari upaya yang dilakukan oleh para pemimpin Cina dalam melakukan reformasi dalam berbagai aspek kehidupan di Cina, terutama dalam dunia pendidikan.
Cina, dalam beberapa tahun terakhir, berhasil membuat prestasi yang sangat mengagumkan, yaitu merubah kondisi sosial ekonomi masyarakatnya, yang tadinya hanya sebagai negara berkembang, yang hanya mampu menyediakan kebutuhan dasar masyarakatnya, kemudian berubah dan masuk ke tahap awal menjadi masyarakat yang makmur. Perubahan yang dialami Cina merupakan perubahan yang sangat berarti. Perkembangan ekonomi dan kemajuan yang dialami Cina sangat dikagumi dunia dan dihormati oleh banyak kalangan. Keyakinan mereka membangun bangsa melalui sektor pendidikan terlihat dari upaya ekspansi yang berkelanjutan yang dilakukan sejak tahun 1980 sampai awal tahun 1990. Selama periode ini, pendidikan terus mengalami kemajuan secara cepat, dan banyak inovasi yang historis selama dekade tersebut. Kemajuan dunia pendidikan yang terjadi di akhir 90-an dan awal 2000 di Cina tidak lepas dari peran dari seorang birokrat yang memiliki visi dan komitmen yang kuat terhadap dunia pendidikan. Li Lanqing, yang pada tahun 1993 di angkat menjadi Wakil Perdana Menteri Cina, sekaligus ditugasi untuk menangani masalah pendidikan di negeri tirai bambu tersebut, adalah orang yang dianggap berhasil melaksanakan tugasnya mendorong kemajuan Cina melalui reformasi dalam bidang pendidikan. Li Lanqing sebenarnya bukan tokoh yang berlatar belakang bidang pendidikan.

Pada tahun 1993, tercatat, guru memiliki gaji yang rendah dan disadari, kondisi ini akan berpengaruh terhadap kinerja dan profesionalitas guru dalam melaksanakan tugasnya. Bagaimana dapat menuntut guru melaksanakan tugas dengan optimal, kalau dirinya menghadapi masalah dengan kesejahteraan diri dan keluarganya. Pada tahun 1989, dana dari negara untuk pendidikan hanya 9,4 milyar yuan. Dengan dana sebesar itu, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mengembangkan dunia pendidikan, yang harus melayani masyarakat lebih dari satu milyar orang. Li Lanqing memandang bahwa yang bertanggung jawab menyediakan pendidikan yang layak adalah pemerintah. Pendidikan dasar, khususnya untuk wajib belajar, sangat tergantung pada alokasi dana dari pemerintah. Demikian juga dengan pembiayaan pengembangan infrastruktur untuk pendidikan keterampilan dan pendidikan tinggi, sangat bergantung pada dukungan dana dari pemerintah. Hanya permasalahannya adalah semua itu harus diatur dengan undang-undang.

Beberapa inovasi lain telah digulirkan Cina adalah, diberlakukannya wajib pendidikan dasar 9 tahun dan penghapusan buta huruf bagi anak muda dan setengah baya. Inovasi ini berhasil meningkatkan tingkat pendidikan nasional secara berarti. Pendidikan tinggi dikembangkan secara cepat dengan beberapa perubahan awal, diantaranya pembelajaran dikembangkan dengan menekankan pada peningkatan kualitas siswa, seperti mengembangkan karakter siswa sebagaimana penguasaan pengetahuan (kognisi). Penggunaan teknologi informasi dalam pendidikan juga telah berhasil mendorong mempercepat moderinisasi. Kompensasi, kesejahteraan dan status sosial guru telah banyak dikembangkan, dan membuat profesi tersebut mendapat respek dan penghormatan dari masyarakat. Pendidikan swasta berkembang dengan cepat. Hal ini ditandai dengan banyak jenis sekolah dibangun. Pertukaran pendidikan dan kerja sama dengan negara lain secara aktif dan luas telah memperkuat daya saing/kompetisi di dunia.

Pada dekade terakhir, sejumlah permasalahan besar telah terpecahkan. Total dana pendidikan nasional telah mencapai rata-rata 20% per tahun, dan mencapai 548 milyar yuan pada tahun 2002, lima kali lebih banyak dibanding tahun 1993. Di akhir abad 20, wajib pendidikan dasar 9 tahun telah mendekati universal dan remaja dan orang-orang setengah baya telah bebas dari buta huruf, sementara pendidikan menengah telah meningkat dengan sangat pesat. Sejak tahun 1999, institusi pendidikan tinggi telah mengerahkan banyak siswa setiap tahunnya hingga tahun 2002. Terdapat 16 juta siswa di jenis pendidikan tinggi yang berbeda. Berdasarkan statistik UNESCO terakhir skala pendidikan tinggi Cina adalah terbesar di dunia. Selama sepuluh tahun perubahan dan pengembangan secara keseluruhan telah menciptakan suatu pemandangan pendidikan baru di Cina.

2.1.6 Kurikulum Pendidikan

Untuk mengembangkan pendidikan karakter tersebut, maka Li Lanqing melakukan reformasi pada kurikulum, buku teks, dan sistem evaluasi dan testing. Kurikulum sekolah dikembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki anak; kurikulum diarahkan untuk memfasilitasi semua potensi yang dimiliki anak agar berkembang secara optimal, melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada siswa melalui diskusi, mendorong pada pengembangan berfikir inovatif, dan pembelajaran yang berkualitas. China dalam sepuluh tahun terakhir ini mengalami kemajuan yang sangat pesat di berbagai bidang. Diperkirakan lebih dari 6.000 mahasiswa asal Indonesia belajar di sejumlah perguruan tinggi di China. Selain kemajuan yang diraih China, alasan mahasiswa asing belajar disana adalah biaya kuliah yang lebih murah dibandingkan biaya kuliah di UK, AS, Australia maupun Singapura. Jurusan yang banyak diambil mahasiswa asing adalah bahasa Mandarin, ekonomi, manajemen dan Chinese Medical.

Dalam sebuah buku yang ditulis oleh Ling Langing (mantan Wakil PM China), berjudul Education for 1.3 Biliion (Pearson Education and China : Foreign Language Teaching & Research Press, 2005), China menjalankan reformasi pendidikan yang berhasil membentuk dengan karakter modern. Kebijakannya tentang reformasi pendidikan diinspirasi pengetahuan tentang bahayanya sistem pendidikan yang terlalu menekankan hapalan, drilling, cara mengajar yang kaku dan sistem pendidikan yang hanya berorientasi untuk lulus ujian. Ia juga terinspirasi pemikiran Howard Gardner tentang mulitiple intelligences dan antusias untuk menerapkannya dalam sistem pendidikan di China. Inikah yang membawa kemajuan bagi China? Pendidikan di China gratis selama 9 tahun pertama walaupun murid tetap harus mengeluarkan uang untuk membeli buku-buku pelajaran. Selepas tingkat Junior, orang tua harus membiayai sendiri pendidikan anak-anaknya. Ini membuat banyak anak-anak pedesaan atau anak-anak tak mampu untuk bersekolah.
Setelah tahun 1995 dan 1997, anak-anak di China belajar lima dan lima setengah hari per minggu. Tahun akademik dibagi menjadi 2 semester, yang terdiri dari 9.5 bulan dimulai pada tanggal 1 September dan Maret. Dengan libur musim panas dan bulan Juli dan Agustus dan libur musim dingin pada bulan Januari dan Februari. Semua siswa sekolah dalam berbagai tingkatan tinggal dalam asrama-asrama.
1. Pendidikan Dasar
Anak-anak China memulai pendidikan formal pada usia 3 tahun dengan masuk pra sekolah yang berlangsung selam 3 tahun. Dilanjutkan masuk sekolah dasar pada usia 6 tahun. Sekolah Dasar berlangsung selama 6 tahun dengan mata pelajaran utama Bhasa China, Matematika, Sejarah, Geografi, Sains, dan sebagainya. Selain itu ada juga pendidikan moral dan politik dasar. Dukungan besar juga diberikan untuk pendidikan jasmani.
2. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah dibagi menjadi 2 bagian yaitu pendidikan menengah akademis dan pendidikan menengah kejuruan/khusus/teknik. Sekolah menengah akademis dibagi menjadi dua level, yaitu junior dan senior. Level junior dimulai pada usia 12 tahun dan berlangsung selama 3 tahun. Untuk masuk ke tingkat senior, mereka harus lulus tes yang akan menentukan apakah mereka dapat lanjut ke tingkat senior atau mengikuti kelas kejuruan. Level Senior dimulai pada usia 15 tahun berlangsung selama 2 atau 3 tahun. Di Sekolah Menengah Senior, murid-murid memilih untuk mengikuti kelas sains atau sosial. Lulusannya diarahkan untuk lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Nasional. Olahraga dan politik juga dimasukkan ke dalam kurikulum. Sekolah kejuruan memiliki program antara 2 sampai 4 tahun dan memberikan pelatihan keahlian di bidang pertanian, manajerial, ketenagakerjaan dan teknik. Sekolah teknik menawarkan program 4 tahun untuk melatih siswanya. Sekolah jenis ini diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang terlatih.
3. Pendidikan Khusus
China juga memiliki sistem pendidikan khusus untuk anak-anak dengan kemampuan khusus dan untuk anak-anak terbelakang. Anak-anak dengan kemampuan khusus akan diperbolehkan untuk melompat kelas. Anak-anak dengan kemampuan terbatas akan diarahkan untuk mencapai kemampuan standar minimum.
4. Pendidikan Tinggi
Apapun jenis pendidikan tingginya mereka harus lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Nasional yang berlangsung pada bulan Juli dan diadakan pemisahan antara kelas sosial dan sains. Penempatan jurusan ditentukan oleh hasil tes. Siswa yang mengikuti ujian mendaftar untuk beberapa jurusan yang dipilih. Sistemnya serupa dengan UMPTN di Indonesia.

Pendidikan tinggi menawarkan program akademik dan kejuruan. Sebenarnya ada banyak universitas dan college di China tetapi tingkatan dna kualitasnya sangat bervariasi. Beberapa yang terkenal misalnya Beijing University dan Shanghai’s University. Umumnya siswa harus menjalankan 4-5 tahun untuk mendapatkan gelar sarjana. Untuk masuk tingkat master dan doktoral, mereka juga harus lulus ujian. Selain universitas ada college yang menawarkan 2 atau 3 tahun dengan jenis pendidikan kejuruan yang setera dengan diploma dan dapat meningkatkan gelarnya menjadi sarjana.

Selain dari sisi pendidikan, sukses kebangkitan ekonomi China mungkin juga tak lepas dari pengaruh semangat entrepreneurship warganya. Masrayakat China selalu aktif dalam kegiatan ekonomi. Menjadi pegawai atau pekerja kantoran, sedapat mungkin mereka hindari. Berbeda dengan kita yang sangat menghargai pekerjaan kantoran dan kebanyakan menganggap entrepreneur adalah pekerjaan beresiko tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Majalah Inside : Vol 7 Desember 2008